Jangan dikira seorang yang berprofesi dokter selalu sehat dan bisa mengatas masalahnya. Studi menemukan bahwa penyebab kesalahan medis tertinggi pada pasien berasal dari dokter yang stres dan lelah
kelelahan, stres, dan gejala depresi lainnya ternyata merupakan penyebab dokter menjadi “error”. Bahkan studi yang dipimpin oleh Dr. Colin P West, internist dari Mayo Clinic di Rochester USA menemukan bahwa faktor-faktor error tersebut meningkatkan kesalahan medis hingga 3 kali lipat. Padahal kesalahan medis adalah isu penting saat ini. Menurut laporan dari Institute of Medicine, hampir 100.000 orang di Amerika meninggal setiap tahunnya karena kesalahan medis.
West dan rekannya melakukan survei dari tahun 2003-2008 terhadap dokter yang melakukan medical error. Dari 378 dokter yang disurvei, sebanyak 39 persen dokter mengaku melakukan kesalahan karena faktor kelelahan, depresi, stres, rendahnya kualitas hidup, dan kurang tidur.
Di antara faktor-faktor tersebut, West menemukan faktor stres dan lelah sebagai penyebab tertinggi kelelahan medis. Stres dan lelah menyebabkan otak tidak bekerja maksimal dan akhirnya salah mendiagnosa bahkan bisa menyebabkan kematian.
Masalahnya adalah dengan waktu kerja yang sangat padat, tidak ada sistem yang bisa memonitor kesehatan dokter itu sendiri. Apakah ia kelelahan, kurang tidur, stres, atau ada masalah lainnya. Dokter juga perlu sistem yang mengontrol kesehatannya apalagi untuk dokter-dokter yang sudah berusia di atas 60 tahun.
Dalam Journal of the American Medical Association, para dokter disarankan melakukan meditasi, sadar olahraga, dan juga memahami pentingnya menjalani profesi dokter dengan sungguh-sungguh. Dengan begitu rasa lelah fisik maupun batin bisa diatasi dan pasien pun tidak menjadi korban kesalahan medis. Intinya adalah mengatur jam biologis tubuh dan segera mengatasi rasa lelah agar bisa menangani pasien dengan aman.
dikutip dari “Media Kesehatan”
Leave a Reply