Kekurangan Tidur pada Anak Meningkatkan Kadar Glukosa Darah

, , Leave a comment

Tim peneliti gabungan China dan Amerika Serikat melaporkan bahwa anak kecil yang tidur rata-rata 8 jam sehari atau kurang pada malam hari, mempunyai resiko lebih tinggi menderita diabetes. Resiko ini lebih tinggi pada anak kecil dengan obesitas. Penelitian ini menyatakan bahwa tidur yang lebih pendek tampaknya mempengaruhi kadar glukosa darah yang tidak tergantung terhadap faktor lain seperti usia, jenis kelamin, pengaruh persalinan, pemberian MPASI, riwayat penyakit, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan ukuran lingkar pinggang.

Dalam studi ini, para peneliti menyelidiki durasi tidur dan kadar glukosa darah pada 619 anak obese dan 617 anak non-obese berusia 3 – 6 tahun dan tidak memiliki penyakit diabetes. Laporan yang diberikan oleh orang tua menunjukkan bahwa lebih banyak anak obese (47%) dibanding non-obese (37%) tidur rata-rata 8 jam atau kurang setiap malam. Laporan ini juga menunjukkan bahwa anak obese lebih jarang tidur 9 – 10 jam atau 11 jam atau lebih (37% dan 16%) dibanding anakn non obese (43% dan 20%)

Kadar glukosa puasa tinggi yang didefinisikan sebagai kadar glukosa 100mg/dl atau lebih, ditemukan 1,35 kali lipat dan 2,15 kali lipat lebih sering pada anak non-obese dan obese yang tidur lebih pendek. Secara keseluruhan, 1 anak mempunyai kadar glukosa di atas 126 mg/dl.

Di antara anak yang tidur kurang dari 8 jam semalam, peningkatan kadar glukosa puasa ditemukan pada 23 dari 217 anak non obese dan 49 dari 291 anak obese. Sebaliknya, di antara anak yang tidur 9-10 jam semalam, 21 dari 175 anak non obese dan 21 dari 229 anak obese mempunyai kadar glukosa yang tinggi.

Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa anak yang tidur dalam jumlah mencukupi dapat mempertahankan berat badan sehat dan kadar glukosa darah optimal, dan hal ini mungkin juga berlaku pada orang dewasa. Para peneliti menyatakan perlunya studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil studi ini pada populasi anak yang lain.

Sumber : Medical Update