Pemeriksaan hormon tiroid termasuk pemeriksaan imunologi yang cukup sering diminta oleh klinisi, mengingat jumlah penderita penyakit tiroid yang cukup banyak. Pemeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan rutin dan hanya diminta jika ada kecurigaan adanya penyakit tiroid. Terdapat beberapa macam pemeriksaan tiroid diantaranya adalah TSH, fT4 dan fT3, T4 dan T3 total, serta pemeriksaan autoantibodi contohnya anti-TPO. Di laboratorium RS tempat saya bekerja ada tiga macam pemeriksaan yang dilakukan, yaitu TSH, fT4, dan T3 total.
Hipothalamus-pituitary-thyroid axis (Gardner et al, 2007)
Pemeriksaan lini pertama yang dapat dipilih adalah TSH, karena TSH merupakan indikator yang sensitif adanya kelainan tiroid. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan terjadinya umpan balik negatif pada kelenjar pituitari sehingga kadar TSH turun, begitu pula sebaliknya. Namun, pemeriksaan TSH saja tidak bisa digunakan jika kelainannya pada tingkat kelenjar pituitari. Sehingga diperlukan pemeriksaan tiroid yang lain. Pilihan selanjutnya adalah pemeriksaan fT4, baru kemudian apabila diperlukan ditambahkan pemeriksaan T3 total. Biasanya ketiga pemeriksaan ini diminta sekaligus, tapi karena harganya yang cukup mahal, minimal dua yang perlu diperiksa yaitu TSH dan fT4.
Berikut nilai rujukan dari laboratorium sentral RSSA Malang. Nilai ini bisa berbeda pada tiap laboratorium.
Sedangkan di bawah ini merupakan interpretasi secara singkat dari pemeriksaan TSH, fT4, dan T3. Lebih lanjut akan coba saya bahas pada tulisan selanjutnya.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology 8th edition
KOMENTAR TERBARU