Pemeriksaan Laboratorium pada Pasien UGD

, , 4 Comments

Laboratorium dan unit gawat darurat (UGD) merupakan dua unit dalam rumah sakit yang saling membutuhkan. Pemeriksaan laboratorium menjadi salah satu sumber pemecahan masalah klinis dalam berbagai kasus di UGD dan pasien-pasien di UGD merupakan pelanggan dari unit laboratorium. Peran laboratorium di UGD menjadi semakin penting sejak spesialisasi emergency medicine berdiri sekitar 10 tahun ini di Malang. Semakin berkembangnya bidang emergency medicine, menuntut laboratorium untuk menyediakan layanan yang lebih efisien dan cepat dengan hasil yang valid dan reliabel.

Pemeriksaan laboratorium pada pasien UGD  memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan pasien rawat inap dan rawat jalan. Karakteristik tersebut diantaranya adalah:

  1. Prioritas tinggi; pemeriksaan laboratorium untuk pasien UGD memiliki prioritas untuk dikerjakan lebih dahulu dibandingkan pasien rawat inap dan rawat jalan
  2. Peran triase; memiliki peran sebagai alat pembeda dalam triase di UGD
  3. Turn around time (TAT) lebih cepat; proses dari praanalitik sampai post analitik tidak lebih dari 60 menit.
  4. Sebagai alat konfirmasi diagnosis kerja secara cepat

Sebagai salah satu pemeriksaan yang menunjang penanganan pasien di UGD, pemeriksaan laboratorium memiliki pengaruh secara langsung terhadap lama rawat pasien (length of stay/LOS) di UGD. Semakin lama hasil laboratorium dikeluarkan, semakin lama LOS pasien, maka semakin tinggi pula tingkat mortalitas dan morbiditas pasien di UGD. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini adalah:

  1. TAT
  2. Jumlah episod pemeriksaan/jumlah pengambilan spesimen
  3. Jumlah pemeriksaan

Jadi salah satu strategi untuk mengurangi tingkat mortalitas dan morbiditas di UGD adalah dengan mempercepat pemeriksaaan laboratorium. Pemilihan pemeriksaan laboratorium harus efisien, yaitu dengan menggunakan spesimen tunggal yang dapat mengurangi penambahan pemeriksaan dan pengambilan sampel berulang, serta pengambilan spesimen ditentukan sejak awal pasien masuk. Untuk itu diperlukan suatu panduan yang berisi daftar manifestasi atau sindrom klinis dan daftar pemeriksaan laboratorium yang wajib diminta, sehingga dapat membantu dokter yang bertugas di UGD dalam meminta pemeriksaan dengan cepat. Panduan ini juga berguna untuk mengurangi permintaan pemeriksaan laboratorium yang berlebihan atau tidak perlu di UGD.

Berikut contoh panduan sindrom klinis dan pemeriksaan laboratorium yang sebaiknya diminta oleh seorang dokter yang bertugas di UGD yang disusun oleh Australian College for Emergency Medicine dan The Royal College of Pathologists of Australia.

 

Semoga bermanfaat

 

Referensi:

ACEM and RCPA. 2013. Guideline On Pathology Testing In The Emergency Department

Lapic I and Rogic D. 2015. Laboratory utilization in the emergency department – are the requested tests patient-oriented?. Signa Vitae 10 (suppl 1); 81-83.

Li L, Georgiou A, Vecellio E, et al. 2015. The Effect of Laboratory Testing on Emergency Department Length of Stay: A Multihospital Longitudinal Study Applying a Cross-classified Random-effect Modeling Approach . Academic Emergency Medicine 22: 38-46

 

 

4 Responses

  1. ririn eviningtyas

    September 18, 2017 8:47 pm

    terimakasih dok atas tulisannya. sangat membantu saya dalam persiapan PPDS Patklin yang masih bingung harus mulai belajar dari mana.

    Reply
  2. dr. Yenni

    February 20, 2018 12:15 pm

    Terima kasih dok atas tulisannya, sagat bermanfaat. Saya juga berminat untuk masuk PPDS Patologi Klinik. Sukses terus ya dok. Semoga saya juga lulus tes tahun ini. Amiinnn

    Reply

Leave a Reply