Pemeriksaan Laboratorium Sebelum Operasi

, , Leave a comment

Pemeriksaan laboratoriun preoperatif adalah pemeriksaan lab yang dikerjakan sampai dengan 30 hari sebelum pembedahan. Terdapat berbagai pro kontra terhadap pemeriksaan laboratorium rutin yang dikerjakan sebelum operasi ini, apalagi dalam era BPJS sekarang ini merupakan area yang mungkin bisa dikaji lagi. Beberapa keuntungan dari pemeriksaan lab preoperatif adalah dapat memprediksi resiko komplikasi setelah operasi, skrining adanya kelainan yang tidak diketahui sebelumnya, menentukan nilai lab dasar sebelum operasi, dan perlindungan medikolegal.

Akan tetapi, dari berbagai literatur ditemukan bahwa penggunaan pemeriksaan lab preoperatif ini terlalu berlebihan dengan tidak ada hubungan antara komplikasi post operasi yang dengan hasil lab perioperatif abnormal. Kerugian lain diantaranya adalah biaya yang dikeluarkan terlalu besar, rasa tidak nyaman dan nyeri dari pasien, pasien menjadi lebih gelisah, overtreatment, dan resiko medikolegal.

Berikut rekomendasi dari American Medical Association 2017 tentang pemeriksaan lab preoperatif:

  1. Pasien ASA 1 dan 2 operasi minor tidak perlu periksa lab, pasien ASA 3 dan 4 periksa fungsi ginjal
  2. Pasien penyakit jantung dan ginjal yang bergejala, bisa diperiksakan darah lengkap (DL). Pasien penyakit hati kronis atau minum obat antikoagulan bisa diperiksakan faal hemostasis (FH)
  3. Pasien operasi mayor/kompleks bisa diperiksakan DL dan fungsi ginjal.
  4. Tidak memeriksa rutin HbA1c pasa pasien tanpa diabetes dan urinalisis.

Untuk operasi katarak tidak direkomendasikan pemeriksaan lab rutin, kecuali ada penurunan kondisi kesehatan pasien dalam 6 bulan terakhir. Jika ditemukan penyakit penyerta melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, selain dari operasi yang akan dikerjakan, maka pemilihan pemeriksaan lab sesuai dengan penyakit penyerta tersebut. Tabel di bawah ini adalah salah satu contoh pedoman dalam memilih pemeriksaan lab rutin pada operasi elektif:

Pemeriksaan Laboratorium Sebelum Operasi (Winnipeg Regional Health Authority, 2010)

Di era BPJS dimana plafon biaya dari pemeriksaan atau tindakan yang sering terbatas, pedoman pemeriksaan lab preoperatif seperti tabel di atas akan sangat membantu dalam menghemat biaya. Mengurangi pemeriksaan lab rutin yang mungkin tidak diperlukan dapat mengurangi resiko biaya operasi membengkak melebihi plafon BPJS yang dapat merugikan rumah sakit, selain juga mengurangi ketidaknyamanan pasien terhadap tindakan invasif (pengambilan sampel darah).

Semoga bermanfaat.

Sumber:

Martin SK and Cifu AS. 2017. Routine Preoperative Laboratory Tests for Elective Surgery. JAMA Clinical Guidelines Synopsis vol 318(6): 567-8

Winnipeg Regional Health Authority. 2010. Routine Preoperative Lab Tests for Adult Patients (age ≥ 16 years) Undergoing Elective Surgery.