Pemeriksaan ACPA pada Rheumatoid Arthritis

, , Leave a comment

Rheumatoid arthritis (RA) merupakan kondisi keradangan sistemik dengan gambaran klinis pada berbagai sendi tubuh, ataupun organ lainnya. Gejala awal biasanya tidak khas seperti nyeri dan kaku sendi di pagi hari, mirip dengan gejala awal berbagai penyakit lain. Padahal tanpa pengobatan yang tepat, pasien RA menghadapi perjuangan seumur hidup dengan penyakit yang mengakibatkan kerusakan sendi dan kecacatan yang parah. Saat ini telah tersedia pengobatan yang efektif untuk mengatasi RA dan mencegah kerusakan sendi, namun diperlukan penegakan diagnosis dan pengobatan sejak dini.

Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis RA.  (Baca: Kriteria diagnosis (Lab) RA). Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis RA antara lain meliputi petanda inflamasi umum yaitu LED dan CRP, dan pemeriksaan serologi yang lebih spesifik untuk RA, terutama Anti Cyclic Citrullinated Antibody (ACPA)

Kriteria Klasifikasi RA

 

ACPA adalah antibodi yang bersifat reaktif terhadap peptida dan protein yang mengandung sitrulin, suatu bentuk modifikasi dari asam amino arginin, dan pertama kali dilaporkan kepentingannya pada tahun 1998. Protein sitrulinasi ditemukan di jaringan sinovial pasien RA dan dapat memicu peradangan pada sendi. Adanya ACPA pada RA menunjukkan penyakit yang lebih agresif dan destruktif. ACPA dapat dideteksi pada tahap awal RA dimana rheumatoid factor (RF) masih negatif. Diagnosis RA dapat ditegakkan jika ACPA positif (anti-CCP atau anti-MCV) walaupun RF negatif. RF juga bisa positif pada penyakit autoimun lain seperti SLE, sedangkan ACPA lebih spesifik terhadap RA.

Peran sitrulinasi pada RA. Inflamasi sendi pada RA menyebabkan pelepasan protein sitrulinasi, kemudian menginduksi produksi ACPA, meningkatkan produksi sitokin proinflamasi, dan pada akhirnya makin memperberat proses peradangan sendi. (diambil dari van Venrooij et al, 2011)

 

Metode pemeriksaan ACPA adalah immunoassay dengan anti CCP generasi kedua (anti-CCP2) yang saat ini paling banyak digunakan. Pemeriksaan ini mendeteksi adanya antibodi IgG terhadap antigen CCP2. Sensitivitas dari pemeriksaan anti-CCP2 sekitar 76% dan spesifisitas 94%. Nilai normal ACPA <20 U/mL.

Semoga bermanfaat

Sumber:

Pagana KD and Pagana TJ. 2018. Mosby’s Manual Of Diagnostic and Laboratory Tests, Sixth Edition. Elsevier Missouri.

van Venrooij WJ, van Beers JJ,and  Pruijn GJ. 2011. Anti-CCP antibodies: the past, the present and the future. Nat Rev Rheumatol. 7;7(7):391-8.

 

Baca:

Kriteria Diagnostik (Lab) Rheumatoid Arthritis

 

Leave a Reply