Autoaglutinasi dan formasi rouleaux merupakan bentukan eritrosit yang sering ditemukan pada apusan darah tepi dengan berbagai penyebab, baik karena pembuatan preparat, penyakit peradangan, sampai keganasan. Kedua bentukan ini perlu dibedakan, karena jika ditemukan pada apusan darah tepi, memiliki peran yang cukup penting dalam menunjang diagnosis dan mengarahkan pemeriksaan lanjutan untuk suatu penyakit. Formasi rouleaux yang berat bisa memberikan gambaran mirip dengan autoaglutinasi, sedangkan autoaglutinasi yang lemah juga bisa memberikan gambaran mirip dengan formasi rouleaux.
Formasi rouleaux menggambarkan kelompok eritrosit yang membentuk tumpukan seperti tumpukan koin yang dijatuhkan ke satu arah. Formasi rouleaux mengindikasikan adanya hiperglobulinemia, yang juga bisa dipicu oleh albumin yang rendah (tapi tidak menjadi penyebab).
Peningkatan dua jenis globulin yang menyebabkan pembentukan formasi rouleaux:
- Fibrinogen: merupakan β-2 globulin dan protein fase akut yang meningkat pada peradangan
- Immunoglobulin: Meningkat pada kondisi reaktif dan keganasan. Peningkatan protein ini dapat dideteksi pada zona β atau γ elektroforesis protein
- reaktif: pada peradangan, hasil elektroforesis protein menunjukkan gamopati poliklonal
- keganasan: dapat terjadi pada keganasan limfosit B atau sel plasma, seperti mieloma multipel, plasmasitoma, CLL (chronic lymphocytic leukemia), dan limfoma. Hasil elektroforesis protein menunjukkan gamopati monoklonal.
- reaktif: pada peradangan, hasil elektroforesis protein menunjukkan gamopati poliklonal
Autoglutinasi menggambarkan kelompok eritrosit yang saling menempel dari berbagai arah permukaan membran. Gambaran aglutinasi berbentuk seperti gumpalan berbeda dengan formasi rouleaux yang hanya dari kedua sisi sehingga berbentuk seperti tumpukan koin. Disebut autoaglutinasi karena aglutinasi disebabkan oleh antibodi yang dihasilkan tubuh mengenali eritrosit pasien sendiri sebagai antigen asing, sehinga menyebabkan pecahnya eritrosit (hemolisis). Autoaglutinasi disebabkan oleh adanya autoantibodi IgM yang multivalen, sedangkan antibodi IgG biasanya tidak menyebabkan autoaglutinasi. Autoaglutinasi biasa ditemukan pada kasus autoimmune hemolytic anemia (AIHA), limfoma, CLL, dan mononukleosis infeksiosa). Autoaglutinasi bisa dikonfirmasi dengan Direct Coomb’s test yang positif.
Saline dilution test atau saline dispersion test
Pemeriksaan ini merupakan cara terbaik untuk membedakan autoaglutinasi dengan formasi rouleaux. Caranya:
- campurkan 1 tetes darah dengan 4-10 tetes NaCl 0.9% (rasio 1:4-1:10)
- teteskan pada kaca obyek dan tutup dengan coverslip
- baca dengan mengecilkan diafragma mikroskop atau menurunkan kondensor
Penambahan cairan salin pada aglutinasi palsu yang disebabkan oleh formasi rouleaux berat akan memisahkan aglutinat sehingga eritrosit akan terpisah satu-satu atau kadang masih terlihat sedikit formasi rouleaux (hasil tes negatif). Penambahan cairan salin pada autoaglutinasi akan menyebabkan pemecahan aglutinat menjadi aglutinat kecil, tapi eritrosit tidak terpisah satu-satu (hasil tes positif).
Semoga bermanfaat.
Sumber:
Dacie and Lewis Practical Hematology 11th edition.
Leave a Reply