Hasil Lab pada AIHA atau Anemia Hemolitik Autoimun

, , 17 Comments

AIHA (Autoimmune Hemolytic Anemia) atau anemia hemolitik autoimun merupakan anemia yang disebabkan oleh penghancuran eritrosit oleh autoantibodi. Disebut autoantibodi karena tubuh pasien yang memproduksi antibodi melawan eritrositnya sendiri. Penyebabnya adalah adanya kelainan pada saat pembentukan limfosit, sehingga limfosit yang reaktif terhadap antigen eritrosit tetap terbentuk. Terdapat dua macam tipe dari AIHA ini, yaitu tipe warm dan cold, dengan sekitar 70% kasus merupakan tipe warm. Dalam diagnosis AIHA ini diperlukan temuan klinis atau laboratoris adanya hemolisis (pemecahan eritrosit) dan pemeriksaan serologi autoantibodi.

Gejala yang dirasakan oleh penderita AIHA adalah gejala umum anemia (lemah, letih, lesu), seringkali disertai demam dan jaundice (sakit kuning). Urin berwarna gelap sering ditemukan. Pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan tanda-tanda jaundice, pembesaran limpa, pembesaran hati, dan pembesaran kelenjar getah bening.

Selain gejala dan tanda tersebut, terdapat beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat menunjang dalam diagnosis AIHA. Yang pertama perlu diperiksa adalah DL (darah lengkap) dan hapusan darah. Dari DL bisa dilihat adanya penurunan Hb (anemia) dan hematokrit. Penurunan Hb biasanya berat dengan kadar kurang dari 7 g/dl. Kadar trombosit dan leukosit biasanya masih normal. Bisa juga didapatkan peningkatan jumlah retikulosit. Pada hapusan darah dapat ditemukan bentukan eritrosit yang bervariasi (poikilositosis), sferosit, polikromasi dan kadang autoaglutinasi. Pada pemeriksaan kimia darah didapatkan peningkatan bilirubin indirek dan peningkatan kadar LDH. Sedangkan pada urinalisis bisa ditemukan hemoglobinuria.

Hapusan darah pada penderita AIHA

Autoaglutinasi pada hapusan darah tepi

Terdapat beberapa pemeriksaan serologi untuk mendeteksi adanya autoantibodi pada AIHA, diantaranya adalah Direct Antiglobulin Test (DAT, Direct Coombs Test) dan Indirect Antiglobulin Test (IAT, Indirect Coombs Test). Yang biasa dikerjakan adalah DAT yang mendeteksi adanya autoantibodi (IgG) yang menyelubungi eritrosit. Pemeriksaan DAT pada penderita AIHA menunjukkan hasil yang positif, dimana ditemukan aglutinasi eritrosit.

Direct Coomb’s Test

Hasil DAT positif

Yang perlu diperhatikan, tidak semua penderita AIHA menunjukkan semua gambaran laboratorium tersebut. Bisa saja tidak didapatkan peningkatan bilirubin indirek, tidak ditemukan hemoglobinuria, atau malah pemeriksaan DAT menunjukkan hasil yang negatif. Sehingga penentuan diagnosisnya tetap melihat dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang lain apakah terdapat tanda-tanda hemolisis, juga menyingkirkan penyebab anemia hemolitik yang lain.

Semoga bermanfaat

Sumber: Wintrobe’s Clinical Hematology 12th Edition;

Manual of Clinical Hematology

 

 

17 Responses

  1. Huurin

    December 27, 2012 3:52 pm

    Informasinya manfaat banget buat aku,,aku didiagnosa AIHA setahun lalu,, doakan semoga cepat sembuh ya.. 🙂 thanks

    Reply
  2. ery pastima

    June 7, 2013 11:27 am

    DrDjebrut, bagaimana memulihkan kondisi AIHA ini menjadi kondisi normal manusia sehat pada umumnya.. Terima kasih//ery

    Reply
  3. Prima Desvi

    September 19, 2013 7:31 pm

    Saya adalah penderita anemia hemolitik jenis G6PD defisiensi. Sy tidak mengalami gejala spt yg diuraikan. Kecuali ikterik ( mata kuning ) krn bilirubin total sgt tinggi. Tp sy tdk pernah mengalami kadar hb dibawah 12. Alhamdulillah.
    Mohon penjelasan lbh lanjut
    Terima kasih.

    Reply
  4. Ahmad Alkazimy

    December 25, 2013 7:35 am

    Terima kasih atas sharingnya yang bermanfaat ini. Mau tanya, apakah penyakit ini bisa disembuhkan? atau bersifat ketergantungan dengan obat karena perlu injeksi rutin? saya orang awam, kebetulan cari di guugle menggunakan kata kunci nama penyakit ini dan ketemu blog ini. Thanks sebelumnya.

    Reply
  5. Ery

    April 8, 2014 10:16 am

    Saya (54thn) didiagnosa AIHA sejak Sep 2012. Saat ini masih minum 1X Methyl Prednysolon 16 mg + 1X1 Folavit 400 + 2X1 Immuran 50 mg, tiap hari. Apakah ada alternatif pengobatan lain, karena MP akan membuat osteophorosis & maag. Mohon pencerahan

    Reply
  6. ikhwan

    November 21, 2014 6:51 pm

    Bagaimana jika AIHA namun pada pemeriksaan lab ,terjadi Trombositopenia ? Namun Hb dan Eri turun namun tidak drastis. Adakah obat selain prednisolon yg hanya berfungsi sebagai imunnosupresif? Mohon penjelasan di nomor 085815070237 ,trimakasih dok sebelumnya

    Reply
  7. Ran

    June 11, 2015 5:34 am

    adik saya salah satu penderita AIHA, diagnosis sejak setahun lalu. Bulan ini mulai drop lagi, dan lebih sulit untuk menerima darah, sulit menemukan yag cocok, sebaiknya alternatif pengobatan yang bagaimana yang harus diambil? Mohon doanya

    Reply
  8. Kristi Talita Rosari NM.

    September 23, 2015 4:33 pm

    Mohon info, saya juga menderita AIHA dan dignosa baru 3 bulan yang lalu. banyak referensi yang saya sudah baca mengenai AIHA, tetapi anehnya ketika Hb nya di bawah 10 saya masih bisa bekerja secara aktif, sedangkan hasil tes lab saya menunjukkan DAT yg positif, apakah AIHA saya termasuk yang masih ringan? dan selama ini saya hanya di berikan methyl prednisolone dan folavit. dan untuk anti mual yang sering saya keluhkan adalah di berikan dumperidon. tetapi selama ini tidak hanya obat2 an dari medis saja, tetapi dari sisi herbal juga saya coba. yang saya tanyakan apakah baik kalau saya mengkonsumsi obat2 an medis dan herbal bersamaan?

    Reply
  9. endah setiyani pth

    February 17, 2018 1:27 pm

    Mertua sy didiagnosa AIHA jg kemarin. Apakah penyakit ini bisa disembuhkan spt manusia normal lainnya? Mohon pencerahannya.

    Reply
    • Dian Sukma Hanggara

      March 5, 2018 5:28 am

      klo ada penyakit yang mendasarinya, pengobatannya thd penyakit tsb, sehingga akan sembuh kita penyakit yang mendasari tersebut sudah tertangani. Jika primer hanya AIHA, biasanya diobati dengan kortikosteroid/imunosupresan dan transfusi

      Reply
    • Dian Sukma Hanggara

      March 8, 2018 10:25 am

      bisa mbak. ada 3 sebab:
      1. ada sensitisisasi IgG tapi dibawah ambang batas yg dapat dideteksi
      2. Afinitas IgG rendah
      3. sensitisasi oleh IgA atau IgM tanpa fiksasi komplemen, shg tdk bs dideteksi oleh reagen coombs (IgG dan antiC3)

      Reply

Leave a Reply to Dian Sukma Hanggara Cancel reply