Normoblas di Darah Tepi dan Permasalahan Laboratoriumnya

, , 1 Comment

Normoblas adalah eritrosit imatur yang dapat diamati dalam jumlah banyak di sumsum tulang, tapi tidak ada di darah tepi. Biasanya normoblas masih bisa ditemukan pada darah tepi bayi yang sehat sampai usia lima hari, sekitar 3-10 normoblas per 100 leukosit. Adanya normoblas pada darah tepi, disebut dengan normoblastemia, pada pasien anak dan dewasa menunjukkan kerusakan sawar sumsum tulang atau aktivasi hematopoietik ekstramedular. Penyebabnya diantaranya adalah kerusakan sumsum tulang, keganasan, atau penyakit serius lain.

 

Diagram maturasi eritrosit (diambil dari hematologyoutlines.com)
Dari diagram di atas dapat dilihat eritrosit imatur memiliki inti dan menghilang setelah menjadi eritrosit matur.

Berikut beberapa kondisi yang sering menyebabkan normoblastemia:

  1. hiposplenism dan asplenia; normalnya normoblas di darah tepi akan dihancurkan di limpa. Kerusakan fungsi atau tidak adanya limpa menyebabkan normoblas di darah tepi meningkat.
  2. anemia berat dan hipoksia; disebabkan peningkatan aktivitas pembentukan eritrosit yang diinduksi eritropoietin
  3. kerusakan sumsum tulang; leukemia, mieloma, limfoma, atau infiltrasi dari sel ganas lain dapat merusak sawar sumsum tulang
  4. hematopoiesis ekstramedular; ditandai adanya hepatomegali dan splenomegali.
  5. Kondisi lain: sepsis, uremia, penyakit liver

 

Permasalahan laboratorium

Normoblas memiliki kemiripan morfologis dengan leukosit yaitu dengan adanya inti sel, sehingga oleh sebagian besar alat hematologi otomatis sering dikenali sebagai leukosit. Hal ini menyebabkan jumlah leukosit menjadi tinggi palsu dengan ditandai tanda (flags, contoh: WBC*R, NRBC, Review Slide, Blasts) pada alat yang mengharuskan sampel dikonfirmasi secara manual.

Contoh flags NRBC pada alat Sysmex XN-2000

Mengenali normoblas secara manual di darah tepi memiliki peran penting dalam tata laksana pasien, karena adanya normoblas mempengaruhi jumlah leukosit. Walau normoblas hanya ditemukan satu per 100 leukosit, sebaiknya tetap dikoreksi dan dilaporkan, sehingga dokter yang merawat pasien waspada terhadap adanya normoblastemia.

 

Normoblastemia pada pasien thalassemia

 

Koreksi jumlah leukosit terhadap normoblas dapat dihitung menggunakan rumus:

Jumlah leukosit terkoreksi = Jumlah leukosit x 100 / (100+(normoblas/100 leukosit))

 

Contoh:

  • Jumlah leukosit di alat= 12.000 /uL
  • Hitung normoblas secara manual= 25/100 leukosit
  • Maka jumlah leukosit terkoreksi = 12.000×100/(100+25)=1.200.000/125= 9.600/uL

Dari contoh di atas bisa dilihat bahwa terdapat peningkatan jumlah leukosit pada pasien sebelum dikoreksi terhadap normoblas. Jumlah leukosit sebenarnya setelah dikoreksi ternyata normal. Perbedaan jumlah leukosit yang dilaporkan ini akan mempengaruhi tata laksana terhadap pasien tersebut.

Semoga bermanfaat.

 

Referensi:

Akhtar S and Mahure S. Nuance of nucleated rbcs (normoblastemia) in peripheral blood film. Panacea Journal of Medical Science, January – April 2015:5(1)7-13

 

One Response

Leave a Reply