Untuk mendiagnosis suatu penyakit dibutuhkan spesimen yang dapat merepresentasikan kondisi klinis dari pasien. Hal ini memerlukan perhatian khusus dalam pengambilan spesimen baik itu waktu pengambilan, lama pengambilan, metode pengambilan, dan riwayat diit dan konsumsi obat. Urin merupakan salah satu spesimen yang sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek tersebut, sehingga spesimen urin dapat dibagi menjadi berbagai macam, di antaranya urin sewaktu, urin pagi, urin 24 jam, urin puasa, urin 2 jam setelah makan, urin dari kateter, urin porsi tengah, urin aspirasi suprapubik, dan urin pediatrik.
Urin sewaktu
Spesimen urin yang paling sering diambil karena pengambilannya mudah dan tidak membutuhkan persiapan. Urin sewaktu digunakan sebagai uji skrining untuk deteksi kelainan ginjal. Perlu diperhatikan riwayat diit atau aktivitas fisik sebelumnya.
Urin pagi
Spesimen urin yang paling ideal untuk uji skrining, karena urinnya yang lebih pekat dapat mendeteksi bahan kimia dan sedimen yang tidak ditemukan pada urin sewaktu. Spesimen diambil pada urin pertama setelah bangun tidur, dan segera dikirim ke laboratorium kurang dari 2 jam.
Urin 24 jam
Spesimen urin yang dikumpulkan dalam waktu 24 jam, dimulai dan diakhiri dengan kandung kemih yang kosong. Urin ini merupakan spesimen yang paling ideal untuk menghitung klirens kreatinin, tapi memiliki kelemahan dalam pengumpulannya yang merepotkan pasien terutama pada pasien rawat jalan.
Urin puasa (pagi kedua)
Spesimen yang diambil setelah pasien puasa pada urin yang kedua setelah urin pagi, sehingga urin tidak mengandung bahan sisa metabolit makanan terakhir sebelum puasa. Spesimen ini digunakan untuk skrining dan monitoring diabetes.
Urin 2 jam setelah makan
Spesimen diambil 2 jam setelah makan (setelah sebelumnya puasa) untuk melihat adanya glukosuria pada monitoring pasien diabetes. Hasilnya dibandingkan dengan urin puasa dan pemeriksaan glukosa darah.
Urin dari kateter
Spesimen urin diambil menggunakan kateter. Biasanya digunakan pada pasien yang tidak bisa kencing atau pada pemeriksaan kultur urin. Jika urinalisis dan kultur urin diperiksa bersama, maka spesimen untuk kultur harus diambil terlebih dahulu untuk mencegah kontaminasi.
Urin porsi tengah
Cara pengambilan urin yang lebih aman dan tidak traumatik dibandingkan dengan kateter. Pengambilan dengan porsi tengah sebaiknya digunakan untuk setiap pemeriksaan urin rutin dan kultur bakteri, karena kontaminasi sel epitel dan bakteri lebih sedikit. Genetalia eksterna dibersihkan sebelum dilakukan pengambilan, urin yang pertama kali keluar dibuang, urin bagian tengah ditampung pada pot urin, dan selanjutnya urin terakhir dibuang.
Urin suprapubik
Pengambilan spesimen urin menggunakan jarum yang ditusukkan dari abdomen menembus kandung kemih. Spesimen ini digunakan untuk kultur urin dan pemeriksaan sitologi.
Urin pediatrik
Pengambilan spesimen urin pada anak-anak merupakan pengambilan urin yang paling sulit. Ada beberapa cara salah satunya menggunakan kantong plastik khusus dengan perekat hipoalergenik. Spesimen steril bisa didapatkan menggunakan kateter atau aspirasi suprapubik.
Semoga bermanfaat
Sumber:
Urinalysis and Body Fluid
Leave a Reply