Leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi ganas sel induk hematopoitik (SIH). Peristiwa ini terjadi karena adanya mutasi gen sebuah SIH yang kemudian berkembang biak membentuk sekelompok sel-sel leukemia. Beberapa perubahan genetik yang berperan dalam memicu timbulnya perubahan ke arah keganasan antara lain hilangnya fungsi gen penekan kanker. Perubahan genetik ini seringkali akibat perubahan besar pada kromosom dalam sebuah sel yang dapat dilihat secara mikroskopik pada saat sel-sel yang bermitosis.
Menurut progresifisitas penyakitnya, leukemia dapat dibagi menjadi dua, yaitu leukemia akut yang bila tidak diobati bisa menuju kematian dalam beberapa minggu sampai bulan dan leukemia kronik yang bila tidak diobati bisa menuju kematian dalam beberapa bulan sampai tahun.
Leukemia akut secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu leukemia mieloblastik akut (AML) dan leukemia limfoblastik akut (ALL), dimana pada AML sel muda yang berproliferasi adalah dari seri myeloid. Tanda-tanda laboratoris dari AML di antaranya anemia normokrom-normositik, jumlah lekosit di darah tepi dapat normal / meningkat / turun, trombositopenia, leukosit terlihat monoton pada apusan darah tepi artinya sebagian besar terdiri satu macam sel yaitu mieloblas dan bisa terlihat Auer rod, hiatus leukemikus yang menunjukkan gangguan maturasi sel, dan sumsum tulang yang hiperseluler dan monoton.
Klasifikasi AML dapat dibagi berdasarkan :
- Morfologi sel, yaitu dengan pengecatan Romanovsky sel-selnya diidentifikasi.
- Sitokimiawi, yaitu dengan pengecatan khusus akan lebih mudah untuk mengidentifikasi sel-sel leukemianya.
- Immunophenotyping, yaitu pengecatan imunologis untuk memeriksa jenis penanda atau CD yang terdapat pada sel-sel muda.
- Sitogenetika, yaitu memeriksa kelainan kromosom pada sel-sel muda.
Pada klasifikasi leukemia akut menurut FAB cukup berdasarkan morfologi sel dan pengecatan sitokimiawi, sedangkan klasifikasi menurut WHO memerlukan keempat pemeriksaan lengkap seperti di atas.
Berikut klasifikasi AML menurut FAB (French-American-British)
M0 : Leukemia mieloblastik akut dengan diferensiasi minimal
Mieloblas >20%, agranuler, Auer rod (-), MPO (+) <3%
M1 : Leukemia mieloblastik akut tanpa maturasi
Mieloblas >90%, tanpa bukti maturasi (<10% promielosit, mielosit, metamielosit, netrofil), Auer rod (+/-)
M2 : Leukemia mieloblastik akut dengan maturasi
Mieloblas >20%, adanya bukti maturasi (>10% promielosit, mielosit, metamielosit, netrofil), Auer rod (+/-)
M3 : Leukemia promielositik akut, hipergranuler
Promielosit yang bizzare (dengan inti bilobus) >20%, granula kasar dan prominen, Auer rod (+/-) kadang disertai bundle of Auer rods (Faggot cells)
M3v : Leukemia promielositik akut, varian, mikrogranuler
Promielosit yang bizzare (dengan inti bilobus) >20%, granula halus dan kadang tidak terlihat dengan mikroskop, Auer rod (+/-)
M4 : Leukemia mielomonositik akut
Mieloblas >20% dan monoblas >20%
M4eo : Leukemia mielomonositik akut dengan eosinophilia
Mieloblas >20% dan monoblas >20% dengan peningkatan precursor eosinopilia yang displastik
M5a : Leukemia monositik akut dengan diferensiasi jelek
80% sel blas adalah monoblas
M5b : Leukemia monositik akut dengan diferensiasi
Sebagian besar sel ganas adalah promonosit
M6a : Eritroleukemia akut
50% sel berinti di sumsum tulang merupakan seri eritroid, >20% sel non eritroid merupakan mieloblas. Sel eritroid displastik berisi inti yang multiple dan megaloblastik.
M6b : pure erythroleukemia
>80% sel berinti di sumsum tulang merupakan seri eritroid
M7 : Leukemia megakarioblastik akut
>50% sel blas adalah megakarioblas
Semoga bermanfaat
Referensi:
- Wintrobe’s Atlas of Clinical Hematology
- Wintrobe’s Clinical Hematology
KOMENTAR TERBARU