Komplikasi pada thalassemia dapat terjadi akibat penyakit dasarnya, akibat pengobatan, dan akibat terapi kelasi besi, sehingga pemantauan komplikasi yang terjadi perlu dilakukan terus-menerus.
Komplikasi pengobatan akibat transfusi dapat terjadi penumpukan besi pada organ jantung (kardiomiopati), hemosiderosis hati, paru, dan organ endokrin. Untuk mencegah komplikasi ini diperlukan terapi kelasi besi yang di sisi lain juga dapat menyebabkan komplikasi lain.
Komplikasi akibat terapi kelasi besi bergantung dari kelator yang diberikan
- Desferoksamin dapat menyebabkan komplikasi pada pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta menyebabkan gangguan pertumbuhan
- Deferipron terutama menyebabkan neutropenia, gangguan fungsi hati, dan ginjal
- Deferasiroks menyebabkan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Pemantauan komplikasi penumpukan besi dan pengobatannya membutuhkan berbagai pemeriksaan yang rutin dikerjakan secara periodik, di antaranya pemeriksaan tumbuh kembang, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, spirometri, fibroscan hati, audiometri, dan pemeriksaan mata. Berikut jadwal pemeriksaan laboratorium untuk memantau komplikasi penumpukan besi dan pengobatannya pada pasien thalassemia
Setiap 3 bulan untuk desferoksamin dan deferipon, tiap 1 bulan untuk deferasiroks:
- Feritin
- Saturasi transferin
- SGOT
- SGPT
- Ureum
- Kreatinin
Setiap 6 bulan:
- PT
- APTT
- Fosfatase alkali
- Albumin
- Protein total
- Bilirubin total
- Bilirubin Direk
- LDH
- Kolesterol (LDL, HDL, Trigliserida)
Setiap 6-12 bulan:
- Hepatitis marker (HbsAg, Anti HBc total, dan Anti HCV total)
- Elektrolit darah (Kalsium dan Fosfat)
- Fungsi Endokrin (TTGO atau glukosa puasa, glukosa 2 jam PP, fT4, TSH, FSH, LH, Estradiol/ Testosteron)
Sumber:
PNPK Tatalaksana Thalassemia
Leave a Reply