20 minute whole blood clotting test (20WBCT)
Pemeriksaan 20WBCT merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana dan bisa dilakukan di samping pasien, karena hanya membutuhkan ketrampilan flebotomi dan tabung (bisa diganti botol) dari kaca. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi adanya koagulopati akibat dari bisa ular. Di Asia Tenggara, hasil 20WBCT yang positif merupakan pemeriksaan diagnostik untuk gigitan ular viper atau beludak, dan dapat menyingkirkan gigitan ular tedung (kobra) atau elapidae.
Prosedur 20WBCT:
- Masukkan 2 ml darah yang baru diambil ke dalam tabung kaca
- Letakkan di atas meja selama 20 menit pada suhu kamar dan jangan digoyang-goyang
- Setelah 20 menit, balik tabung
- Jika darah tetap cair (tidak membeku) dan mengalir keluar, berarti hasil positif, terjadi hipofibrinogenemia akibat koagulopati yang diinduksi oleh bisa ular
- Jika ragu dengan hasilnya, ulangi 20WBCT dan bisa menggunakan darah orang sehat (keluarga pasien) untuk kontrol.
Hasil positif palsu dapat terjadi pada pemeriksaan 20WBCT yang dikerjakan pada tabung atau botol yang tidak terbuat dari kaca, contohnya plastik, polystyrene, atau polypropylene. Botol kaca yang masih basah atau terkontaminasi deterjen akibat pencucian yang kurang bersih, atau terdapat antikoagulan juga dapat menyebabkan hasil positif palsu. Sedangkan hasil negatif palsu dapat terjadi pada pasien dengan penurunan ringan faktor koagulasi seperti pada tahap awal koagulopati, karena 20WBCT baru positif pada kadar fibrinogen <0,5 g/L.
Pemeriksaan Koagulasi Lain
Pemeriksaan koagulasi lain yang lebih sensitif, walaupun tidak semua rumah sakit tersedia, yaitu PT, APTT, fibrinogen, dan D-dimer. Koagulopati yang disebabkan bisa ular ditunjukkan dengan adanya pemanjangan PT atau INR, peningkatan kadar D-dimer, dan penurunan kadar fibrinogen.
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pada gigitan ular beludak Russel, dapat terjadi peningkatan hemoglobin dan hematokrit yang menunjukkan adanya hemokonsentrasi transien. Kemudian bisa terjadi anemia akibat perdarahan akut atau hemolisis intravaskuler. Trombositopenia dapat terjadi akibat gigitan ular beludak dan ular tedung Australasia. Pada semua gigitan ular, dapat terjadi netrofilia reaktif, dan pada gigitan ular tedung Australasia dapat terjadi limfopenia.
Pemeriksaan Apusan Darah Tepi
Pada gigitan ular beludak dan ular tedung Australia, dapat terjadi anemia hemolitik mikroangiopati, ditunjukkan dengan adanya anemia pada darah lengkap dan fragmentosit pada apusan darah tepi.
Pemeriksaan Kimia Klinik
Pada gigitan ular beludak Russel, ular beludak berhidung punuk (Hypnale hypnale), dan ular laut dapat terjadi gagal ginjal akut yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan kadar kreatinin, ureum, dan kalium darah.
Kerusakan otot, baik lokal maupun sistemik, akibat gigitan ular laut, ular welang, ular tedung Australasia, dan ular beludak Russel, ditunjukkan dengan adanya peningkatan SGOT dan kreatin kinase (CPK atau CK).
Pemeriksaan Urinalisis
Pada urinalisis dapat menunjukkan hemoglobinuria atau mioglobinuria. Adanya silinder eritrosit menunjukkan adanya perdarahan glomerulus. Proteinuria masif merupakan tanda awal peningkatan permeabilitas kapiler dan gagal ginjal akut pada gigitan ular beludak Russell.
Pemeriksaan Analisa Gas Darah
Pada pemeriksaan BGA dapat menunjukkan adanya kegagalan pernafasan (bisa ular neurotoksik) dan asidosis. Perlu diingat, pengambilan sampel darah arteri merupakan kontraindikasi pada kasus dengan kelainan koagulasi (pada kasus gigitan ular beludak dan ular tedung Australasia).
Semoga bermanfaat.
Sumber:
WHO. 2016. Guideline for The Management of Snakebites. 2nd edition.
Leave a Reply