Atlas referensi patologi klinik dengan panduan visual, ilustrasi mikroskopis, dan interpretasi hasil laboratorium untuk praktisi kesehatan.
Megakariosit pada essential thrombocytemia (ET) memiliki ciri: * ukuran besar (10-30x lebih besar dari eritrost) * inti berbentuk seperti tanduk rusa (staghorn) dengan multilobus 6-10 * sitoplasma luas (rasio inti:sitoplasma rendah) berwarna ungu kebiruan * tidak ada nukleoli
Auer rod (batang auer rod) merupakan gambaran berbentuk seperti jarum atau garis berwarna merah yang dapat ditemukan pada sitoplasma mieloblas dan promielosit pada beberapa tipe leukemia. Auer rod terbentuk dari fusi abnormal granul azurofilik. Auer rod bisa ditemukan berupa satu garis atau multipel yang bertumpuk. Identifikasi auer rod sangat penting
Kriteria diagnostik Polisitemia Vera (PV) menurut WHO 2016 Kriteria Mayor 1. Hb > 16.5 g/dL(laki-laki) 2. Hb > 16.0 g/dL (perempuan) 3. atau 4. Hematokrit > 49% (laki-laki) 5. Hematokrit > 48% (perempuan) 6. atau 7. peningkatan massa sel darah merah 8. Biopsi atau aspirasi
Kriteria diagnosis anemia aplastik: * Minimal 2 dari hasil darah lengkap berikut: netrofil < 500/μL, trombosit < 20,000/μL, hitung retikulosit (koreksi) < 20 x 10^9/L * Sumsum tulang sangat hipoplastik (< 25% selularitas*) atau hipoplastik sedang (25 – 50% selularitas) dengan < 30% sel hematopoietik Gambaran laboratorium: sitopenia,
Pseudo Pelger-Huet anomaly Pseudo Pelger-Huet anomaly merupakan salah satu tanda displasia netrofil. Bentukan netrofil ini dapat ditemukan pada beberapa kondisi sebagai berikut: * sindroma mielodisplasia (MDS) * anemia megaloblastik * Pelger-Huet kongenital * keganasan hematologi lainnya Ciri mikroskopik: * 2-3x lebih besar dari eritrosit * rasio inti : sitoplasma sempit (sitoplasma lebar) * inti matur dengan 2 lobus
Pada spesimen feses terdapat berbagai bentukan sel dari tanaman dan hewan yang berasal dari makanan, kristal, atau sel epitel. Berbagai bentukan ini terkadang memberikan gambaran mirip dengan telur atau larva parasit, seperti serbuk sari, spora jamur, rambut, atau telur kutu. Berikut berbagai gambar artefak yang dapat ditemukan pada spesimen feses
Evaluasi sumsum tulang merupakan aspek penting dalam manajemen pasien dengan neuroblastoma, karena menentukan stage penyakit dan agresifisitas kemoterapi. Metastasis sel ganas ke sumsum tulang sering terjadi pada kasus neuroblastoma (sekitar 70% kasus) dan termasuk pada kelompok resiko tinggi. Ciri sel neuroblastoma pada sumsum tulang: * fibrosis sumsum tulang (dry tap) * ukuran
Gambaran sumsum tulang yang bisa ditemukan pada pasien MDS di antaranya: 1.Seri eritrosit: * binukleus * internuclear bridging * sisi inti iregular * perubahan megaloblastoid * ring sideroblast * cytoplasmic inclusion * cytoplasmic bridging * incomplete hemoglobinization * fringed cytoplasm * vakuolisasi 2.Seri leukosit * pseudo Pelger-Huet * hipogranulasi netrofil * hipersegmentasi netrofil * bizzare nuclear shape * granula pseudo Chediak-Higashi 3.Seri
Gambaran apusan darah tepi yang bisa ditemukan pada pasien MDS di antaranya: 1.Seri eritrosit: * anisositosis * poikilositosis * basophilic stippling 2.Seri leukosit * pseudo Pelger-Huet * hipogranulasi netrofil * hipersegmentasi netrofil * sel blast 3.Seri trombosit * anisositosis * giant platelet Sumber: Malcovati L, Lindberg EH, BowenD. 2013. Diagnosis and treatment of primary myelodysplastic syndromes
Kriteria diagnostik (morfologi) CLL: * Limfositosis >5.000/uL * Ciri limfosit: matur, ukuran kecil, sitoplasma sedikit, inti padat, nukleoli tidak terlihat * bisa ditemukan smudge cells * bisa ditemukan prolimfosit Kriteria klinis (modified Rai staging system): * Low risk: limfositosis * Intermediate risk: limfositosis, limfadenopati, splenomegali, dan/atau hepatomegali * High risk: Hb<11